30 Januari 2020

Mural Kampung Project

Mural Kampung Project

Melengkapi kebahagiaan kami, Sabaro mendapat kunjungan dari teman-teman dari Kampung Sinau, Serikat Mural Surabaya, dan komunitas penggiat mural lainnya. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mewujudkan ide pembuatan mural di jalan masuk menuju Sabaro.

Wal hasil, dinding sepanjang 20 meter dalam waktu sekejap disulap menjadi dinding aneka warna nan penuh pesan. Warga sempat dibuat takjub dengan kecekatan tim muralis yang dalam waktu sekejap berhasil menyelesaikan project-nya.

Wow... Terima kasih semuanya









Foto dan Video :

25 Januari 2020

Kelas Kepenulisan di Poncokusumo

Belajar Bareng Menulis Cerpen 
bersama Sahabat Roudhotul Muttaqin 

Sabtu, 25 Januari 2019 Sabaro berkunjung ke TMB Roudhotul Muttaqin di Poncokusumo. TBM Roudhotul Muttaqin adalah Taman Baca non profit dan dibuka untuk masyarakat umum khususnya masyarakat sekitar dusun Ngandeng yang merupakan desa terpencil yang memiliki tingkat perekonomian yang tidak merata, tingkat putus sekolah dan pernikahan dini. TBM ini berlokasi di Dsn Ngandeng Desa Dawuhan RT 52 RW 12 Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Pada kesempatan hari ini Sabaro membagikan kiat penulisan cerita pendek sekaligus praktik menulis. Antusiasme Sahabat Roudhotul Muttaqin tampak dari semangat mereka mengikuti tiap sesi materi.

Selama sekitar 1 jam Sahabat Roudhotul Muttaqin berhasil menyelesaikan cerita pendek dengan tema persahabatan. 

Setelah menyelesaikan cerita pendeknya, para penulis cilik dengan semangat membacakan karya mereka. 

"Saya melihat ada rasa bangga di wajah mereka karena telah berhasil menyelesaikan sebuah cerita pendek." Ujar Pak Arif selaku fasilitator. 

Bu Pita, selaku koordinator TBM RM mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangatlah berkesan dan dijadikan embrio untuk mewujudkan anak yang gemar berliterasi khususnya baca dan tulis. 

#Sabaro #SanggarBacaLesanpuro #RoudhotulMuttaqin #PenulisCilik #Cerpen












19 Januari 2020

BERMAIN TRADISIONAL ALA AMERIKA DENGAN CRIS DAN LEO

BERMAIN TRADISIONAL ALA AMERIKA DENGAN CHRIS DAN LEO

Minggu, 19 Januari 2020 Sahabat Sabaro kedatangan tamu istimewa. Kakak-kakak dari RBA (Ruang Baca Aqil) bersama dengan Kak Christopher dan Kak Leo melaksanakan giat permaninan tradisional. Eits... tidak hanya permainan tradisional dari Indonesia, dalam kegiatan ini juga dimainkan permainan tradisional dari Amerika.Kegiatan ini diikuti oleh adik-adik yang tinggal di lingkungan Sabaro dan relawan RBA. Kegiatan Permainan Tradisional memiliki tujuan untuk memperkenalkan berbagai permainan tradisional dari Indonesia dan Amerika serta menyampaikan pembelajaran dari setiap permainan tersebut.


Kegiatan dimulai dengan Senam Otak kemudian dilanjutkan dengan permaian tradisional yang terdiri dari Four Corner, Cublak-cublak Suweng, Tektek Alu, serta diakhiri dengan permainan Ular Naga.

Adapun kegiatan pada hari ini diikuti oleh Kak Leo dari Italia dan Kak Christopher dari Amerika Serikat selaku relawan global yang saat ini bergiat bersama RBA. Adik Laila salah satu peserta pada kegiatan ini menyampaikan kesan "menyenangkan" pada kegiatan ini.

Sukses Sabaro...
Terima kasih RBA...
Terima kasih Kak Chris dan Kak Leo ...



Foto By : RBA Team
Ayo Kak Chris tangkap ekor naganya....

Bermain senam otak... Kak Chris dan Kak Leo asik menikmati permainan

Hussttt... Jangan sampai ketebak. Permainan Four Corner ala Amerika


Kak Leo asik main Cublak-cublak suweng


Hayo tebak di mana disembunyikan?

Hati-hati Kak Chris... 


Begini lho mainnya...


Kak Leo sangat lincah bermain Tektek Alu

Siapa ya yang tertangkap?

Cekrek...

16 Januari 2020

Bangun Sabaro, Diyah Ayuningtyas Ajak Anak Biasa Membaca

Bangun Sabaro, Diyah Ayuningtyas Ajak Anak Biasa Membaca




MALANG - Berawal dari keprihatinan maraknya penggunaan gadget di kalangan anak-anak, guru SD Muhammadiyah 9 Malang mendirikan sanggar baca di rumah pribadinya. Sanggar Baca Lesanpuro (Sabaro) awalnya hanya memiliki koleksi 70 buku.


Namun hampir 3 tahun berdiri, Sabaro kini memiliki 400 koleksi buku anak-anak yang bisa dimanfaatkan siswa sekitar rumahnya. Kegiatannya pun kini tidak hanya membaca, melainkan pelatihan komputer bagi warga sekitar.



Founder Sabaro, Diyah Ayuningtyas M. Pd, mengatakan, dari segi kegiatan sekarang ini semakin banyak. Sabaro selalu menganalisis kebutuhan masyarakat. Sehingga kegiatan yang dilakukan bisa tepat sasaran.



"Alhamdulillah, dukungan masyarakat penuh untuk kami, sangat kompak, para orang tua selalu menyarankan anaknya bermain di Sabaro," ujar Diyah, sapaan akrabnya.



Dengan hadirnya Sabaro di Lesanpuro, anak-anak kini bisa mengurangi aktivitasnya bermain handphone dan menggunakannya seperlunya. Bahkan mereka juga lebih patuh kepada orang tuanya agar memanfaatkan waktu luang di Sabaro.



Meski baru memiliki 400 koleksi buku, namun ia merasa senang. Sebab banyak perkembangan sejak berdirinya Sabaro, khususnya niat baca anak-anak semakin tinggi.



"Namun jumlah tersebut masih kurang jika kita ingin mendeklarasikan diri menjadi kampung literasi. Karena koleksi minimal 1000 buku," terang perempuan berhijab ini.



Meski banyak perubahan yang terjadi, bukan berarti tanpa halangan. Ada kalanya anak malas ke Sabaro dan memilih bermain gadget. Untuk itu Diyah bersama sang suami terus berupaya memberikan kegiatan yang menarik bahkan juga mengadakan kegiatan di momen tertentu.



Dilanjutkannya kegiatan rutin Sabaro antara lain senam pagi setiap Minggu khusus bagi para ibu dan remaja putri. Keterampilan untuk ibu-ibu satu bulan sekali, kegiatan ini hasil kerja sama dengan TP PKK. Kursus komputer setiap Sabtu bagi masyarakat yang membutuhkan.



"Ada juga English Class setiap Minggu, Assembly day setiap satu tahun sekali, kemudian kami juga ada kegiatan kolaborasi dengan lembaga di Malang Raya misalnya menggelar kegiatan permainan tradisional, busy book, pembuatan big book, pentas seni, bercocok tanam dan lain sebagainya," papar Diyah.



Kendala yang sering terjadi terkait sarana dan prasarana kurang memadai. Terutama saat kursus komputer, banyak peminatnya namun sebagian besar warga tidak memiliki komputer sementara Sabaro baru tersedia 5 unit.



"Kurangnya rak baca juga kendala tersendiri bagi kami, karena banyak buku yang akhirnya disimpan di dalam kardus," tandasnya. (lin/aim)




FINGER PAINTING DAN GELAR BACA BERSAMA MOBIL PINTAR

FINGER PAINTING DAN GELAR BACA BERSAMA MOBIL PINTAR

 
Sahabat Sabaro, hari ini (Minggu, 12 Januari 2020) kita kedatangan tamu istimewa. Mereka adalah kakak-kakak relawan dari Mobil Pintar. Hayoo... hari ini kita ngapain ya?...

Yup... benar sekali. Hari ini kita mengadakan giat gelar baca dan finger painting art. kalau gelar baca, kita sudah familier. Namun, pada kesempatan kali ini kita melaksanakan gelar baca dengan koleksi buku-buku baru dan menarik. Lebih uniknya lagi, buku-bukunya ditata rapi dalam mobil pintar. Yaa... semacam perpustakaan keliling gitu laahhh....

Selanjutnya, finger painting art. Whuih apakah itu? Finger painting art adalah seni melukis menggunakan jari. Ingat... pakai jari bukan pensil atau kuas. Apa saja yang diperlukan? Bagaimana caranya? Simak dengan saksama!

Alat dan bahan :
Kalender bekas (digunakan untuk media lukis)
Gelas plastik/ wadah (untuk tempat tinta)
Ember dan air (untuk cuci tangan)
Lap kain
Tepung
Pewarna makanan

Langkah-langkahnya :
Karena kita melukis dengan aliran abstrak (cieee...cieee...) maka kita cukup konsentrasi membayangkan objek yang akan kita lukis. Setelah mengetahui bentuknya, kita bayangkan di fikiran kita warna tiap bagian objek. Setelah itu lanjut corak-coret dengan menggunakan media yang sudah tersedia.

Mbak Icha, salah satu peserta kegiatan menuturkan kesannya setelah mengikuti acara ini. Whuih menarik dan keren, katanya. Sedangkan Mas Alif mengatakan, ini pengalaman pertama saya melukis menggunakan media seperti ini.

Diharapkan setelah kegiatan ini, anak-anak memiliki wawasan bahwa melukis tidak terbatas di kanvas, namun juga bisa di media lain. Hayo... yang belum bergabung, ayo ikut kegiatan Sabaro...